Pendahuluan
Penyakit autoimun terjadi ketika sistem imun menyerang sel tubuh sendiri. Faktor lingkungan seperti paparan asap rokok diduga berperan dalam memicu atau memperparah kondisi ini (Perricone et al., 2016). Mekanisme biologisnya melibatkan stres oksidatif, gangguan epigenetik, dan aktivasi respons imun yang tidak terkendali.
Mekanisme Biologis
- Stres Oksidatif: Asap rokok mengandung radikal bebas yang merusak DNA dan protein. Kerusakan ini memicu produksi autoantibodi melalui proses sitrulinasi (modifikasi protein) (Perricone et al., 2016).
- Sitokin Proinflamasi: Nikotin meningkatkan kadar IL-6, IL-8, dan TNF-α yang memperkuat respons inflamasi (Hernán et al., 2001).
- Interaksi Genetik: Polimorfisme genHLA-DRB1 dan paparan rokok bersama-sama meningkatkan risiko rheumatoid arthritis 13 kali lipat (Kallberg et al., 2006).
Contoh Penyakit Autoimun Terkait
- Rheumatoid Arthritis (RA):
- Merokok meningkatkan ekspresi enzim peptidilarginine deiminase (PAD) yang memicu pembentukan autoantibodi (ACPA) (Perricone et al., 2016).
- Perokok berat kurang responsif terhadap terapi anti-TNF (Saevarsdottir et al., 2011).
- Lupus Eritematosus Sistemik (SLE):
- Nikotin mengaktivasi sel B autoreaktif dan meningkatkan produksi anti-dsDNA (Freemer et al., 2006).
- Perokok aktif berisiko 1.5 kali lebih tinggi terkena SLE (Costenbader et al., 2004).
- Penyakit Crohn:
- Asap rokok mengubah mikrobiota usus dan meningkatkan permeabilitas epitel usus (Birrenbach & Bocker, 2004).
Kesimpulan
Asap rokok bukan sekadar pemicu kanker. Interaksinya dengan faktor genetik dan imunologis menjadikannya “bahan bakar” bagi perkembangan penyakit autoimun. Berhenti merokok dapat mengurangi risiko dan keparahan gejala (Perricone et al., 2016).
Referensi
- Hernán, M. A., et al. (2001).Neurology, 56(7), 807–810.
- Costenbader, K. H., et al. (2004).Arthritis & Rheumatology, 50(3), 849–857.
- Perricone, C., et al. (2016).Autoimmunity Reviews, 15(1), 1–21.
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi tim kami di AVIDA Bioscience!
