Pendahuluan
Hipotesis higienis pertama kali diusulkan oleh Strachan (1989) untuk menjelaskan peningkatan prevalensi alergi pada populasi urban. Teori ini menyatakan bahwa paparan mikroba di masa kanak-kanak melatih sistem imun untuk membedakan patogen dan antigen non-berbahaya. Lingkungan terlalu steril diduga mengurangi paparan ini sehingga meningkatkan risiko gangguanregulasi sistem imun.
Mekanisme Imunologis
Sistem imun adaptif bergantung pada interaksi dengan mikrobioma untuk mencapai status kematangan fungsional (Rook 2013). Sel T regulator (Treg) yang berperan dalam toleransi imun memerlukan paparan terhadap antigen mikroba. Kurangnya paparan mengganggu keseimbangan sel Th1/Th2 dan memicu respons hiperaktif terhadap alergen atau jaringan tubuh sendiri (Okada et al. 2010).
Dampak Lingkungan Modern
Urbanisasi dan penggunaan disinfektan berlebihan mengurangi keanekaragaman mikrobiom lingkungan. Studi Haahtela et al. (2019) menunjukkan penurunan keanekaragaman bakteri lingkungan berkorelasi dengan peningkatan penyakit autoimun. Mikrobioma kulit dan usus yang miskin spesies juga dikaitkan dengan dermatitis atopik dan asma (Fonseca et al. 2020).
Kesimpulan
Hipotesis higienis bukan berarti mengabaikan kebersihan. Kunci utamanya adalah keseimbangan antara mencegah infeksi dan mempertahankan paparan mikroba pengatur imun. Restorasi keanekaragaman mikrobiom lingkungan mungkin menjadi strategi pencegahan gangguan imun di masa depan.
Referensi
- Bloomfield S.F. et al. (2016).Journal of Allergy and Clinical Immunology.
- Fonseca W. et al. (2020).Frontiers in Immunology.
- Haahtela T. et al. (2019).Annals of Allergy, Asthma & Immunology.
- Okada H. et al. (2010).Nature Reviews Immunology.
- Rook G.A.W. (2013).Clinical & Experimental Immunology.
- Strachan D.P. (1989).British Medical Journal.
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi tim kami di AVIDA Bioscience!