Pendahuluan
Enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) telah lama diakui sebagaigolden standard dalam mengukur biomarker protein karena sensitivitas, spesifisitas, danhigh throughput. Namun, perkembangan global yang terus berubah memunculkan tantangan baru dalam analisis biomolekuler. Dibutuhkan inovasi dalam format ELISA untuk memenuhi kebutuhan analitik yang berkembang dalam berbagai aplikasi, mulai dari diagnostik medis hingga penelitian ilmiah.
Pengenalan BBLISA: Alternatif Baru untuk ELISA
Dalam upaya memperluas kapabilitas immunoassay, Hu dkk. (2024) memperkenalkanBioluminescent-bacteria-linked immunosorbent assay (BBLISA), sebuah platform baru pengujian mirip-ELISA yang tidak menggunakan enzim. Alih-alih menggunakan enzim untuk menghasilkan sinyal, BBLISA memanfaatkan interaksi unik antara bakteri bioluminesenAllivibrio fischeri dan nanopartikel logam seperti nanopartikel emas (gold nanoparticles) serta nanoflowers emas-iridium oksida.
Nanopartikel tersebut difungsikan dengan antibodi yang memungkinkan akumulasinya di dalam sumur uji (well) ketika terikat pada target molekuler. Proses ini membentuk kompleks sandwich antibodi-antigen pada umumnya. Sebagai absorben molekuler, nanopartikel ini mampu menyerap cahaya yang dipancarkan oleh bakteri bioluminesen, yang dikenal sebagai efek filter dalam (inner filter effect). Dengan demikian, nanopartikel dapat menekan sinyal bioluminesensi, memungkinkan kuantifikasi target secara cepat dan efisien.
Keunggulan BBLISA
- Tanpa Enzim: Tidak menggunakan enzim sebagai komponen kunci, sehingga menghilangkan kerentanan terhadap faktor lingkungan seperti suhu atau pH yang sering mempengaruhi performa enzim.
- Biaya Rendah: Memanfaatkan platform berbasis bakteri bioluminesen yang murah dan portabel.
- Presisi dan Sensitivitas Tinggi: Studi awal menunjukkan bahwa BBLISA memiliki kemampuan mendeteksi biomarker dengan sensitivitas dan presisi yang sebanding dengan ELISA konvensional.
- Fleksibilitas Aplikasi: BBLISA dapat digunakan dalam berbagai kondisi lapangan, termasuk di lokasi dengan keterbatasan laboratorium canggih.
Pembuktian Konsep (Proof of Principle)
Sebagaiproof of concept, Hu dkk. (2024) menggunakan BBLISA untuk mendeteksi dua biomarker klinis yang relevan: imunoglobulin G manusia (IgG) dan nukleoprotein SARS-CoV-2 dalam serum manusia. Hasil pengujian menunjukkan bahwa platform ini mampu mencapai tingkat sensitivitas dan presisi yang sama dengan ELISA klasik.
Mekanisme Kerja BBLISA
- Persiapan Nanopartikel: Nanopartikel emas dan nanoflowers emas-iridium oksida difungsikan dengan antibodi spesifik terhadap biomarker target.
- Pembentukan Kompleks Imun: Nanopartikel dan bakteri bioluminesen ditambahkan ke sumur mikrotiter yang berisi sampel biomarker.
- Kuantisasi Bioluminesensi: Interaksi nanopartikel dengan bakteri menghasilkan penekanan sinyal cahaya bioluminesen. Intensitas cahaya yang berkurang sebanding dengan konsentrasi biomarker dalam sampel.
Implikasi dan Masa Depan BBLISA
BBLISA menawarkan potensi besar sebagai alternatif yang efisien untuk teknik ELISA standar. Dengan menggabungkan nanomaterial dan platform bioluminesensi yang portabel, BBLISA dapat memperluas aplikasi immunoassay dalam berbagai bidang seperti diagnostik medis, penelitian biomolekuler, dan pemantauan lingkungan. Di masa depan, pengembangan lebih lanjut dapat difokuskan pada pengintegrasian teknologi ini ke dalam perangkat diagnostik berbasis lapangan yang sepenuhnya otomatis.
Kesimpulan
BBLISA merupakan inovasi yang menjanjikan dalam bidang imunoesai, menawarkan kombinasi unik antara sensitivitas tinggi, biaya rendah, dan fleksibilitas aplikasi. Dengan kemampuannya untuk mendeteksi biomarker klinis yang relevan secara cepat dan akurat, teknologi ini berpotensi menjadi pengganti yang andal untuk ELISA tradisional, sekaligus membuka jalan untuk pendekatan baru dalam deteksi biomolekuler.
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi tim kami di AVIDA Bioscience!
Referensi:https://doi.org/10.1021/acsami.4c01744