Hepatitis B adalah salah satu penyakit infeksi paling serius yang menyerang hati dan disebabkan oleh Virus Hepatitis B (HBV). Infeksi ini bisa bersifat akut (jangka pendek) atau kronis (jangka panjang), dan bila tidak ditangani dengan baik, dapat menyebabkan komplikasi berat seperti kerusakan hati permanen hingga sirosis. Virus Hepatitis B ini dapat menginfeksi sel hati manusia kemudian akan bereplikasi menjadi banyak.

Penyebaran virus ini dapat terjadi melalui:
1. Hubungan seksual tanpa pelindung
2. Penggunaan jarum suntik secara bergantian
3. Transfusi darah yang tidak aman
4. Penularan dari ibu ke anak saat proses persalinan

Dengan kemajuan teknologi sekarang ini, deteksi dini dan pemantauan infeksi menjadi sangat penting dan banyak dilakukan pada berbagai lini kesehatan. Hal ini diharapkan dapat meminimalkan resiko infeksi HBV yang sering kali tidak menunjukkan gejala atau menunjukkan gejala ketika sudah memasuki tahap lanjut.

Pada permukaan HBV terdapat biomarker protein yang utama yaitu HBsAg (Hepatitis B Surface Antigen). HBsAg ini bekerja dengan cara menempel pada reseptor sel-sel hati untuk memulai proses infeksi. Oleh karena itu, pemeriksaan kadar HBsAg dalam darah menjadi salah satu metode utama untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi HBV, karena antigen ini menjadi penanda utama dalam diagnosis infeksi Hepatitis B.

Sedangkan HbsAb atau Hepatitis B surface antibody merupakan antibodi yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh sebagai respons terhadap adanya HBsAg. Antibodi ini mampu mengenali dan mengikat HBsAg, sehingga virus dapat dinetralkan dan mencegah terjadinya infeksi jangka panjang. HBsAb juga dapat terbentuk setelah vaksinasi Hepatitis B, yang dirancang untuk memicu produksi herd immunity.

Referensi
Wei, L., & Ploss, A. (2020). https://doi.org/10.1038/s41564-020-0678-0

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi tim kami di AVIDA Bioscience!

Leave A Comment

2025
Best Provider for RUO Products
AVIDA Bioscience

Accelerate Your Research