Deteksi kreatinin (Cre) secara cepat dan akurat merupakan langkah penting dalam mendiagnosis penyakit ginjal kronis (chronic kidney disease/CKD). Kreatinin adalah biomarker utama untuk menilai fungsi ginjal dan kesehatan otot. Dalam konteks point-of-care (POC), metode deteksi yang ekonomis, non-invasif, dan efektif lebih diutamakan.
Inovasi Sensor Kreatinin
Penelitian Saddique dkk. (2024) telah mengembangkan sensor elektrokimia berbasis polianilin/Nb2O5 yang diberi istilah Cre-PAni/Nb2O5. Sensor ini dirancang untuk mendeteksi kadar kreatinin dalam saliva manusia, menawarkan alternatif selain pengukuran tradisional menggunakan darah atau urin.
Proses Sintesis dan Desain Sensor
Cre-PAni/Nb2O5 disintesis melalui proses polimerisasi oksidatif in situ. Dalam proses ini, anilin yang terhubung silang oleh diphenylamine dipolimerisasi pada permukaan nanopartikel Nb2O5 monoklinik. Material tersebut kemudian diaplikasikan pada elektroda emas cetak layar sekali pakai, menciptakan sensor yang hemat biaya dan praktis.
Karakterisasi dan Performa Elektrokimia
Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa Cre-PAni/Nb2O5 memiliki morfologi granular dengan bentuk bulat tidak beraturan. Studi elektrokimia, termasuk spektroskopi impedansi elektrokimia (EIS) dan voltametri siklik (CV), mengonfirmasi bahwa material ini memiliki sifat elektrokatalitik unggul, resistansi antarmuka rendah, dan kinetika transfer elektron yang lebih baik dibandingkan sensor non-imprinted lainnya.
Kemampuan Deteksi yang Luar Biasa
Dengan menggunakan voltametri pulsa diferensial (DPV), sensor Cre-PAni/Nb2O5 menunjukkan sensitivitas tinggi sebesar 3,68 μAcm⁻² nM⁻¹, dengan batas deteksi dan kuantifikasi masing-masing sebesar 127 pM dan 385 pM. Sensor ini mampu mendeteksi perubahan konsentrasi kreatinin mulai dari 0 hingga 1000 nM, menjadikannya alat yang sangat sensitif.
Akurasi dalam Sampel Saliva
Pengujian menggunakan sampel saliva nyata menunjukkan tingkatrecoverykreatinin yang sangat baik, yaitu 97,41 ± 2,83%. Angka ini menunjukkan kelayakan Cre-PAni/Nb2O5 untuk aplikasi klinis. Sensor ini juga memiliki selektivitas tinggi terhadap kreatinin meskipun terdapat gangguan dari molekul lain.
Kesimpulan
Pengembangan sensor Cre-PAni/Nb2O5 ini membuka peluang besar untuk pemantauan fungsi ginjal secara rutin dan deteksi dini CKD. Dengan desain yang ekonomis, noninvasif, dan mudah digunakan, sensor ini menjadi solusi ideal untuk pengujian POC, memberikan manfaat besar bagi pasien dan praktisi kesehatan.
Catatan Akhir
Penelitian ini merupakan langkah maju dalam pemanfaatan teknologi elektrokimia untuk diagnosis penyakit secara cepat dan praktis. Inovasi seperti ini diharapkan dapat memberikan dampak signifikan pada peningkatan kesehatan masyarakat secara global.
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi tim kami di AVIDA Bioscience!