Stress sebagai Pemicu Gejala Penyakit Autoimun

Stres psikologis tidak hanya mempengaruhi kesehatan mental tetapi juga berperan dalam patogenesis penyakit autoimun (AD). Studi epidemiologis menunjukkan bahwa 50% kasus AD dipicu faktor lingkungan seperti stres (Sharif et al., 2018). Mekanisme utamanya melibatkan gangguan pada intestinal barrier (membran pelindung usus), yang memicu respons imun sistemik terhadap antigen diri sendiri (Ilchmann-Diounou & Menard, 2020).

Hubungan Stres dan Disfungsi Intestinal Barrier
Stres mengaktifkan sistem hormonal (sumbu HPA) dan saraf simpatis (SNS), yang memicu produksi kortikosteroid seperti kortisol. Hormon ini mengurangi ekspresi protein tight junction—komponen kritis yang menjaga keketatan sel usus—sehingga meningkatkan permeabilitas usus (leaky gut) (Zheng et al., 2013).Â

Akibatnya, bakteri atau antigen dari lumen usus “bocor” ke aliran darah. Hal ini memicu respons imun sistemik melalui aktivasi sel  makrofag dan sel T autoreaktif yang menyerang jaringan tubuh sendiri (Barreau et al., 2004).

Dampak pada Penyakit Autoimun Spesifik

  1. Diabetes Tipe 1 (T1D): Stres neonatus meningkatkan risiko T1D melalui gangguan pematangan pankreas dan peningkatan IL-17 di usus (Hägglöf et al., 1991; Ilchmann-Diounou et al., 2019).
  2. Sklerosis Multipel (MS): 70% pasien MS melaporkan stres sebelum onset gejala. Stres kronis memperburuk blood-brain barrier dan memicu migrasi sel Th17 ke sistem saraf (Lee et al., 2011).
  3. Lupus Eritematosus Sistemik (SLE): Stres meningkatkan produksi IFN-α oleh sel dendritik usus, memperparah kerusakan organ (Luo et al., 2018).


Intervensi Potensial
Modulasi mikrobiota usus melalui probiotik atau fecal microbiota transplant (FMT) terbukti mengurangi gejala AD. Contohnya, pemberian Lactobacillus johnsonii pada tikus NOD menurunkan insiden T1D dengan memperbaiki inflamasi usus (Valladares et al., 2010). Pada model EAE (MS), probiotik meningkatkan regulasi sel Treg penghasil IL-10 (Lavasani et al., 2010).

Kesimpulan
Stres kronis mengganggu homeostasis usus dan memicu kaskade imunopatologis pada AD. Manajemen stres dan intervensi mikrobiota usus dapat menjadi strategi preventif-terapeutik yang menjanjikan.

Referensi

  • Barreau, F. et al. (2004).Gut, 53(4).
  • Hägglöf, B. et al. (1991).Diabetologia, 34(8).
  • Ilchmann-Diounou, H. & Menard, S. (2020).Front. Immunol., 11.
  • Lavasani, S. et al. (2010).PLoS ONE, 5(2).
  • Lee, Y.K. et al. (2011).PNAS, 108(11).
  • Luo, X.M. et al. (2018).Appl. Environ. Microbiol., 84(6).
  • Sharif, K. et al. (2018).Autoimmun. Rev., 17(10).
  • Valladares, R. et al. (2010).PLoS ONE, 5(5).
  • Zheng, G. et al. (2013).Neurogastroenterol. Motil., 25(2).

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi tim kami di AVIDA Bioscience!

Leave A Comment

2025
Best Provider for RUO Products
AVIDA Bioscience

Accelerate Your Research