Pernah dengar istilah you are what you eat? Ternyata ini bukan sekadar metafora. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kesehatan usus—khususnya mikrobiota dan permeabilitasnya—berperan krusial dalam perkembangan penyakit autoimun (Christovich & Luo, 2022).
Mikrobiota Usus: Pengatur Sistem Imun
Mikrobiota usus terdiri dari triliunan bakteri yang berinteraksi dengan sel imun. Komposisinya yang seimbang mendorong regulasi sel T regulator (Treg) dan menghambat respons imun hiperaktif (Smith et al., 2013). Sebaliknya, disbiosis (ketidakseimbangan mikrobiota) dapat memicu produksi sitokin pro-inflamasi seperti IL-17 dan IFN-γ yang terkait dengan autoimunitas (He et al., 2019).
Leaky Gut: Gerbang Autoimunitas
Leaky gut atau peningkatan permeabilitas usus memungkinkan antigen bakteri (misalnya LPS) masuk ke aliran darah. Antigen ini mengaktivasi sel imun sistemik dan memicu respons autoantibodi (Mu et al., 2017). Pada model tikus lupus, translokasi bakteri Enterococcus gallinarum memperparah gejala melalui aktivasi TLR7 (Zegarra-Ruiz et al., 2019).
Contoh Penyakit Autoimun dan Peran Diet
- Lupus: Suplementasi Lactobacillus mengurangi gejala lupus dengan memperbaiki integritas usus dan menekan sel Th17 (Mu et al., 2020). Namun, efeknya bergantung pada jenis strain dan latar genetik inang (Choi et al., 2020).
- Diabetes Tipe 1: Diet tinggi serat meningkatkan produksi short-chain fatty acids (SCFA) yang melindungi integritas usus dan menghambat aktivasi sel T autoreaktif (Mariño et al., 2017).
- Multiple Sclerosis: Probiotik Prevotella histicola terbukti mengurangi inflamasi saraf dengan meningkatkan sel Treg (Mangalam et al., 2017).
Intervensi Potensial
Modulasi mikrobiota melalui probiotik, diet tinggi serat, atau transplantasi feses sedang diteliti sebagai terapi adjuvan (Engen et al., 2020). Namun, respons individu sangat bervariasi karena interaksi kompleks antara genetik, lingkungan, dan mikroba (Montgomery et al., 2020).
Kesimpulan
You are what you eat bukan hanya tentang nutrisi. Kesehatan usus adalah kunci mencegah atau mengelola autoimunitas. Perubahan kecil dalam pola makan bisa menjadi langkah awal untuk menjaga keseimbangan mikrobiota dan imunitas!
Referensi
- Christovich, A., & Luo, X. M. (2022).Frontiers in Immunology, 13, 946248.
- Mu, Q., et al. (2020).Frontiers in Immunology, 11, 593353.
- Zegarra-Ruiz, D. F., et al. (2019).Cell Host & Microbe, 25(1), 113-127.
- Mariño, E., et al. (2017).Nature Immunology, 18(5), 552-562.
- Mangalam, A., et al. (2017).Cell Reports, 20(6), 1269-1277.
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi tim kami di AVIDA Bioscience!