Fakta Kunci
Perempuan memiliki risiko penyakit autoimun 4× lebih tinggi daripada laki-laki (Ji et al., 2016). SLE dan Sjögren’s syndrome adalah contoh penyakit dengan disparitas gender tertinggi. Studi terbaru mengusulkan bahwa tingginya kadar antibodi pada perempuan menjadi faktor kunci disparitas ini (Kronzer et al., 2021).

Peran Antibodi dalam Autoimunitas
Perempuan memiliki kadar imunoglobulin dan autoantibodi lebih tinggi dibanding laki-laki di sepanjang hidupnya (Dillon et al., 2020). Autoantibodi ini terkait langsung dengan penyakit seperti SLE dan miastenia gravis (Fairweather et al., 2008).

Bukti Pendukung Hipotesis Antibodi

  1. Sindrom Klinefelter: Laki-laki dengan sindrom ini (XXY) memiliki kadar antibodi tinggi dan risiko autoimun mirip perempuan (Scofield et al., 2008).
  2. Masa Pasca Melahirkan: Kadar antibodi dan kejadian autoimun (misalnya tiroiditis) meningkat signifikan pasca persalinan (Jansson et al., 1987; Jorgensen et al., 2012).
  3. Efek Paritas: Jumlah anak berbanding lurus dengan risiko penyakit seperti artritis reumatoid (Carle et al., 2014).

Mekanisme Biologis di Balik Aktivasi Antibodi

  • Aktivasi Sel B: Perempuan menunjukkan ekspresi CD40L lebih tinggi pada sel T yang memicu proliferasi sel B (Koshy et al., 1996).
  • VGLL3: Gen pro-inflamasi ini diekspresikan lebih tinggi pada kulit perempuan dan mengaktivasi faktor pendukung sel B (Billi et al., 2019).
  • Hormon Seks: Estrogen meningkatkan produksi antibodi sedangkan androgen menekannya (Kanda & Tamaki, 1999; Kocar et al., 2000).

Perspektif Evolusioner
Peningkatan antibodi pada perempuan mungkin merupakan adaptasi evolusi untuk melindungi anak dari infeksi. Antibodi dalam ASI meningkatkan ketahanan bayi di lingkungan dengan mortalitas infeksi tinggi (Causes of Child Mortality, 2017). Meski autoimunitas merugikan, manfaat perlindungan infeksi meningkatkanfitness reproduksi (Kronzer et al., 2021).

Implikasi Klinis
Hipotesis ini membuka peluang terapi baru:

  • Inhibisi aktivasi poliklonal sel B (misalnya rituximab) terbukti menunda onset arthritis rheumatoid (Gerlag et al., 2019).
  • Penelitian lanjutan diperlukan untuk menguji hubungan kausal antara kadar antibodi dan autoimunitas.

Referensi

  • Ji, J. et al. (2016).Journal of Autoimmunity.
  • Dillon, S. P. et al. (2020).Nature Communications.
  • Kronzer, V. L. et al. (2021).Evolutionary Applications.
  • Scofield, R. H. et al. (2008).Autoimmunity Reviews.
  • Billi, A. C. et al. (2019).JCI Insight.

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi tim kami di AVIDA Bioscience!

Leave A Comment

2025
Best Provider for RUO Products
AVIDA Bioscience

Accelerate Your Research